Iman yang ada dalam hati seorang Muslim tidak tetap dalam satu
keadaan, selalu mengalami perubahan. Terkadang naik, terkadang turun.
Fluktuasi iman ini sudah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya,
”Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian
dengan la ilaha illallah.” (HR Ibn Hibban)
Rasulullah SAW tidak mengingkari keadaan iman yang demikian, oleh
karena itu beliau mendorong dan memberi arahan kepada umatnya untuk
selalu memperbaharui dan menjaga kondisi iman supaya jangan sampai turun
drastis, yang pada akhirnya akan mengantarkan ke dalam jurang kehinaan.
Karena dengan kondisi seperti itu akan mudah mengantarkan seseorang
untuk berbuat dosa.
Nasihat dan petunjuk Rasulullah itu betul-betul diperhatikan oleh
para sahabatnya, karena mereka pun mengakui dan mengalami fluktuasi
keimanan. Dalam hal ini Umar bin Khathab berkata kepada sahabat yang
lain: ”Marilah kita perbaharui keimanan kita.”
Mu’adz bin Jabal berkata, ”Marilah duduk bersama kami, untuk beriman
sesaat.” Perkataan Mu’adz ini bukan menunjukkan bahwa mereka tidak
beriman sama sekali, tapi dia mengajak untuk meningkatkan keimanan
setelah disibukkan oleh berbagai urusan dunia yang kadang menyebabkan
kita lupa pada kondisi iman kita.
Sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menambah
keimanan, di antaranya dengan menuntut ilmu, karena dengan ilmu itu akan
mengantarkan orang untuk tahu akan Tuhannya. Allah berfirman:
”Sesungguhnya Allah mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” QS
Annur [24]: 53).
Cara lain adalah dengan membaca, menelaah, mentadaburi Alquran.
Sebagaimana firmannya, ”Katakanlah: Tuhanku menyuruhku untuk berlaku
adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) dan sembahlah dengan
mengikhlaskan ibadah semata-mata kepada-Nya.” (QS Al A’raf [7]: 29).
Sebaliknya, di antara hal-hal yang menyebabkan keimanan seseorang
menurun adalah perbuatan maksiat. Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya
jika seorang Muslim berbuat dosa, maka terjadilah di hatinya satu
bintik hitam. Jika ia bertaubat dan meninggalkan perbuatan itu maka
bersihlah kembali hatinya. Jika tidak bertobat dan terus dosanya itu,
maka bertambah banyaklah bintik hitam itu sehingga tertutup hatinya.
Itulah ron (warna hitam) yang disebut dalam Alquran.
Oleh karena itu, marilah kita menjaga keimanan kita dan senantiasa
meningkatkannya, apalagi di zaman sekarang ini, di mana kemaksiatan
semakin merajalela di tengah kita, yang apabila tidak waspada, bisa
terperosok ke dalamnya. Wallahu a’lam bish-shawa
Monday, January 2, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment